Sabtu, 14 Mei 2011

Menjadi Sahabat Al-Quran (2)

2. Membaca al-Quran
Langkah selanjutnya agar kita bisa menjadi sahabat al-Quran adalah membacanya.

Membaca al-Quran merupakan salah satu kewajiban bagi setiap umat Islam. Ada reward beragam yang Allah sediakan bagi siapa saja, tentunya beridentitas Islam, yang mau membaca al-Quran.

Manfaat Membaca al-Quran
1. Sepuluh kali lipat kebaikan untuk setiap huruf
Allah menghadiahi seseorang yang membaca al-Quran, dengan kalkulasi untuk setiap huruf sepuluh pahala kebaikan. Bagi siapakah reward ini diberikan? Mari kita pelajari hadits berikut:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Man qoro`a harfan min kitābillāhi falahū bihī hasanatun wal hasanatu bi ‘asyri amtsālihā, lā aqūlu alif lam mim harfun, wa lākin ālifun harfun wa lāmun harfun wa mīmun harfun

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (al-Quran) maka dengan membaca itu ia mendapat satu kebaikan dan satu kebaiakn akan diganjar dengan 10 kali lipat. Aku tidak berkata alif lam mim itu satu huruf tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf”. (H.R. Bukhari dalam Tarikh-nya, Tirmidzi, Ibnu Dlaris, Hakim dan Baihaqiy).

Reward sepuluh pahala kebaikan untuk setiap huruf al-Quran akan diberikan oleh Allah kepada orang yang membaca al-Quran dengan ilmunya yakni ilmu tajwid. Karena salah baca Quran ada dua kemungkinan hukum, antara makruh dan haram. Makruh, jika salah dalam membaca yang tidak berakibat merubah arti kalimat. Lebih dikenal dengan istilah al-lahnul khofiy (kesalahan yang ringan). Misalnya membaca 2 harkat padahal sebenarnya adalah 6 harkat atau tidak membaca ikhfa padahal seharusnya ikhfa, dll..

Haram, jika salah membaca kemudian berakibat pada berubahnya arti kalimat. Lebih dikenbal dengan istilah al-lahnul jaliy (kesalahan yang jelas nampak). Misalnya membaca ta’awudz. Jika membacanya a`ūdzu billāhi, dengan menggunakan huruf alif, padahal seharusnya dengan ‘ain, a’ūdzu billāhi, maka itu adalah kesalahan yang akan merubah arti kalimat. A`ūdzu billāhi artinya aku pulang kepada Allah, a’ūdzu billāhi artinya aku berlindung kepada Allah.

2. Dua pahala untuk satu kali baca
Dua pahala kebaikan akan didapat bagi siapa saja yang membaca al-Quran tapi tidak disertai dengan ilmunya. Mari kita pelajari hadits berikut:
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ يَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ فَلَهُ أَجْرَانِ
Almāhiru bil qur`āni ma’as-safarotil kirōmil baroroti, walladzi yaqro`ul Qurāna yata’ta’u fīhi wahuwa ‘alaihi syāqqun falahū ajrōni

“Yang mahir dengan al-Quran bersama para malaikat yang mulia dan taat. Adapun yang membaca al-Quran sembari terbata-bata dan ia berat (membacanya) maka ia mendapat dua pahala.” (H.R. Muslim).

Oleh karena itu, bagi setiap muslim wajib belajar bagaimana cara membaca al-Quran dengan baik dan benar agar setiap kali baca mendapat pahala yang melimpah. Membaca asal maka pahala pun minimal tetapi membaca benar maka pahala pun melimpah.

3. Membersihkan hati
Manfaat lain membaca al-Quran selain mendapat pahala adalah membersihkan hati segala kotorannya. Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ هذَهِ الْقُلُوْبَ تَصْدَأُ كَمَا يَصْدَأُ الْحَدِيْدُ قِيْلَ فَمَا جَلاَؤُهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ تِلاَوَةُ الْقُرْآنِ
Inna hādzihil qulūbi tashda`u kamā yashda`ul hadīdu, qīla famā jalā`uhā yā rasūlallōhi, qōla tilātul qur`āni

“Sesungguhnya hati ini berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Ditanyakan, ‘Apa pembersihnya wahai Rasulallah?’ Rasul menjawab, ‘Membaca al-Quran’.” (H.R. al-Qadlā’iy).

4. Mewarisi kebaikan para sahabat dan tabi’in
Dalam hadits al-Auza’iy, disebutkan sebagai berikut:
كَانَ يُقَالُ خَمْسٌ كَانَ عَلَيْهَا أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه و سلم وَ التَّابِعُوْنَ بِإِحْسَانٍ: لُزُوْمُ الْجَمَاعَةِ وَ اتِّبَاعُ السُّنَّةِ وَ عِمَارَةُ الْمَسَاجِدِ وَ تِلاَوَةُ الْقُرْآنِ وَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ عز و جل
Kāna yuqōlu khomsun kāna ‘alaihā ash-hābu muhammadin saw. wattābi’ūna bi ihsānin: luzūmul jamā’ati wattibā’us-sunnati wa ‘imārotul masājida wa tilāwatul qur`āni wal jihādu fī sabīlillāhi

“Dikatakan bahwa ada lima hal yang selalu dilakujkan oleh sahabat Muhammad saw. juga oleh para tabi’in disertai sikap ihsan, yaitu: (1) membiasakan berjamaah, (2) mengikuti sunnah, (3) memakmurkan masjid, (4) membaca al-Quran dan (5) jihad di jalan Allah.”

Sekian dulu pembahasannya, insya Allah akan dilanjutkan dengan M yang ketiga dari 4M1K. mohon sabar menanti ya..

Salam perjuangan, Yusuf Awaludin.

1 komentar: